Random Talks
BY : ARIFAH ROHMAH
Rabu, 27 September 2023
Amarah
Jumat, 01 Juli 2022
Life Update : "Keajaiban Sebuah Catatan"
Assalamu'alaikum ... Halo semuanyaa!
Ternyata tiga tahun sudah ku meninggalkan blog ini. Tiga tahun yang lalu, dimana aku masih disibukkan dengan kuliah dan organisasi. Beberapa hari yang lalu, aku iseng buka blog ini dan membaca setiap tulisan yang pernah ku tulis diiringi tawa dan senyum sendiri 😂
Ternyata cukup banyak memori yang ku tinggalkan dan tidak ku tulis dalam blog ini. Tiga tahun telah berlalu, kali ini ku telah memasuki fase yang berbeda yaitu kerja! kerja! kerja!. Tapi untuk kali ini aku akan mencoba menceritakan keajaiban sebuah catatan yang ada kaitannya dengan kelulusanku di kampus tercinta 😄
Disclaimer: cerita ini aku tulis bukan untuk pamer atau menyombongkan diri. Murni dariku untuk menceritakan begitu ajaibnya sebuah catatan.
Pada awal tahun awal tahun 2018 yang mana di tahun itu aku baru awal-awal memasuki bangku kuliah. Pada saat itu aku menulis sebuah catatan yang penuh makna. Oke ini dia catatannya ...
Pada awal tahun 2018, aku menuliskan 8 target panjang dalam hidupku. Diantara target itu ada 2 target yang telah selesai masa waktunya. Kedua target itu aku tulis untuk kuliah S-1. Pada target nomor 1 aku menuliskan "Lulus cumlaude, IPK bismillah 3,80". Adapun target nomor 8 aku menuliskan "Mahasiswa berprestasi UNY".
Mari kita bahas dari target yang nomor 1 yaitu lulus cumlaude dan mendapat IPK 3,80. Jujur untuk mendapatkan gelar cumlaude di program studiku bisa dikatakan tidak sulit. Karena hampir sebagian besar teman dan kating bisa mendapatkan gelar cumlaude. Tetapi hal yang cukup membebankan pikiranku adalah pada target itu aku menuliskan IPK 3,80. Saat itu aku berfikir, apakah bisa aku mendapatkan IPK dengan besar segitu? apakah aku mampu?. Karena menurutku angka itu termasuk besar dan pada saat kuliah aku juga tidak hanya fokus dalam hal akademik saja. Namun, siapa sangka setelah lulus, ku buka kembali catatan itu. Ternyata aku mampu mencapai dan melampaui target itu. Masya Allah. Berawal dari itu, aku mulai meyakini bahwa begitu ajaibnya sebuah catatan. Karena aku yakin bahwa sesuatu yang kita tulis dan kita ucapkan bisa menjadikan sebuah doa yang bisa saja malaikat aamin kan.
Selanjutnya, menuju target nomor 8. Pada catatan itu aku menuliskan "Mahasiswa Berprestasi UNY" (akhirnya ku sebutkan sudah almamaterku 😛). Membaca tulisan ini aku ingin tertawa sekencang-kencangnya 😂. Tulisan seorang maba yang terdengar seperti harapan halu. Sebenarnya salah satu pendukung untukku bisa mencapai target itu adalah ikut lomba dan mendapatkan juara. Namun, karena pada dasarnya disibukkan dengan kuliah, organisasi, dan PP rumah - kampus wates - kampus pusat yang berjarak puluhan kilometer, maka target itu sedikit aku indahkan (dasar aku alibi, mengkambinghitamkan organisasi dan jarak -_- ). Selama hampir 4 tahun aku kuliah, tercatat hanya 4 ajang lomba yang aku coba ikuti dan hasilnya masih zonk 🙉. Tapi tak apa-apa kataku pada waktu itu, karena aku sadar akan usahaku yang masih minim.
Ternyata cerita ini belum berakhir. Ketika target nomor 8 itu tidak tercapai, ternyata Allah menggantinya dengan hal baik yang cukup membuatku tersenyum lebar. Pada saat aku lulus, ternyata aku dinyatakan menjadi "Lulusan Terbaik" pada periode saat itu.
Minggu, 16 Juni 2019
Rasanya Ikut Organisasi Kampus itu .....
Nah drama sebenarnya baru banget kerasa ketika di periode kedua organisasi. Menjabat sebagai kakak tingkat dengan tanggung jawab proker yang lebih besar dan tanggung jawab untuk mendampingi adik tingkat beuhhh nikmat banget hahah. Belum lagi kalau ada proker sama-sama gede, sama-sama penting dari kedua organisasi itu beuuuhhh rasanya capeeeekkkk bangeeetttt.
Dari capeknya yang aku alami itu, jujur rasanya pengen cerita dan ngeluh kalau aku itu capek. Tapi balik lagi, orang yang dengar paling bakal nimpal balik "suruh siapa ikut 2 organisasi! ", "suruh siapa ikut organisasi di kampus pusat! " dan syalalala. Alhasil aku memilih diam, nggak banyak cerita. Walau kadang ada temen yang sama-sama berorganisasi kepo dengan kesibukanku itu dan tanya ini itu.
Nah suatu waktu, aku pernah upload story tentang suatu event yang udah berakhir. Ada temenku yang komen dengan kata-kata yang bikin aku mewek semewek-meweknya. Iya, nangis karena aku merasa ada banyak hal yang pengen aku ungkapkan tapi nggak tau harus sama siapa dan gimana cara mengutarakannya. Dan temenku ada yang notice ngerasain apa yang aku rasain tanpa aku harus cerita atau koar ke orang-orang kalau aku capek, ya balik lagi karena itu keputusan yang udah aku pilih dari awal.
Nah biar curhatan yang udah aku jelasin di atas lebih real aku mau sedikit cerita ni. Jadi waktu itu hari Kamis, sehabis kuliah aku sama salah satu temenku janjian buat kerja rodi nyelesain media buat lomba yang deadlinenya hari itu juga jam 23.59. Surprisenya kita baru mulai buat sekitar jam 19.00an, yaa sekitar habis isya. Karena jam maksimal kampus jam 22.00 kita udah diusir. Alhasil kita numpang ke kosan kakak tingkat. Kebetulan kita berdua anak rumahan dan jarak rumah kita lumayan jauh buat ngungsi. Media itu kita kebut sampai pagi dengan berbagai drama dan kelar jam 8 atau 9an pagi (tepatnya aku lupa), padahal deadline jam 23.59 wkwkwk. Modal nekat dan percaya aja dong ya, selama ada kesempatan kenapa enggak.
Jumat, 18 Januari 2019
Pemilu Akbar 2019, Kubu Jokowi-Ma’ruf? atau Prabowo-Sandi?
Sabtu, 20 Januari 2018
Resolusi 2018
Pertama, aku menempatkan diriku ini sebagai mahasiswa yang fokus dalam hal akademik. Sebagai mahasiswa tentunya orientasi utama kita adalah kuliah. Walaupun tidak menampik kalau organisasi itu penting, namun kewajiban kita sebagai anak dari kedua orangtua yang tujuan utamanya adalah menuntut ilmu, maka harus bisa melaksanakannya dengan baik. Dalam hal ini, aku berusaha untuk menyusun strategi belajar apa saja yang harus diriku lakukan ditengah kesibukan dalam hal berorganisasi agar hasil akademik nanti tidak mengecewakan orang tua.
Kedua, aku menempatkan diriku ini sebagai mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Aku berpandangan bahwa ikut serta dalam organisasi itu amat sangat perlu untuk dilakukan. Dengan organisasi itu kita belajar banyak hal dan mendapatkan berbagai manfaat yang tidak bisa kita dapatkan hanya dengan duduk di kelas.
Ketiga, aku menempatkan diri sebagai mahasiswa yang berusaha untuk mengasah potensi diri. Mengasah potensi diri dalam hal ini adalah menyisihkan waktu untuk melakukan kegiatan secara konsisten sesuai dengan hobi dan bermanfaat untuk diri kita, terlebih kepada orang lain. Apabila potensi tersebut terasah maka setiap orang akan memiliki ciri khas dan kualitas diri yang tentunya membedakan diri kita dengan orang lain. Selain itu, menurutku hal ini perlu untuk dilakukan karena sebagai mahasiswa tentunya kita akan merasa jenuh dengan aktivitas akademik ataupun organisasi yang terkadang membuat diri kita merasa lelah dan bahkan bosan. Dengan menyisihkan waktu untuk melakukan kegiatan sesuai dengan hobi kita tentunya akan membuat diri kita menjadi lebih bersemangat dalam melakukan setiap kegiatan. Dalam hal ini, aku berusaha untuk memfokuskan diri untuk mengembangkan potensi dalam hal menulis.
Kamis, 18 Januari 2018
Jika Hijrah Itu Mudah Maka Istiqomah Itu Susah!
Selasa, 16 Januari 2018
Don’t Judge People By Cover
Amarah
28 September 2023 lepas satu hari setelah kejadian itu terjadi ... Ya, marah rasanya diri ini terhadap suatu keadaan yang dilakukan orang la...